Sabtu, 12 Februari 2011

PEMERIKSAAN FISIK PADA BURUNG

LEARNING OBJECTIVE
  1. CARA PEMERIKSAAN FISIK PADA BURUNG
  2. PATOLOGI ANATOMI SISTEM PERNAFASAN
Cara Pemeriksaan Fisik pada Burung
Pemeriksaan umum
Pertama yang perlu diperhatikan adalah jarak sewaktu mengamati, karena burung akan merasa terganggu dengan kedatangan manusia secara tiba-tiba. Hal yang dapat diamati adalah: Posturnya; termasuk dalam burung yang besar atau kecil, ekot keatas atau kebawah, posisi sayap terkulai atau keatas, posisi dari kaki dan jari jemarinya, keadaan kepala, menghadap kebelakang atau kedepan, mata dan paruhnya membuka atau menutup. Frekuensi nafas dan cara bernafas alaminya. Kestabilan dalam berkicau, berdiri dengan dua kaki arau menekuk salah satu kaki, berdiri tegap atau kehilangan keseimbangan dikarenakan kelemahan tubuhnya atau gangguan dari system saraf (Arnall. 1975).
Warna dari bulunya, mengkilap, kusam, atau rontok. Penampakan dari kulitnya yang mungkin dapat terlihat. Berbagai macam fariasi dari kontur tubuhnya, seperti bengkak atau anomaly lainnya. Tanda-tanda ketidak simetrisan, seperti salah satu sayapnya terkulai, kakinya diangkat, bulu-bulu primer maupun sekundernya patah. Selain itu perlu juga pengamatan lingkungan sekitarnya, seperti makanan dan minumannya dan juga kotoran yang dikeluarkan.
  • Suhu : 40- 41 C (merpati)
  • Pulsus : 180- 250 beats per minute (merpati)
  • Nafas : 25- 30 breaths per minute (merpati) (Meredith and Redrobe, 2002).
Pemeriksaan Fisik:
Menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi:
  • Tectrices, bulu yang menutupi badan
  • Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai kemudi
  • Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi:
  1. Remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada metacarpalia
  2. Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna
  3. Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan sekunder daerah siku
  • Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu
  • Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari (Saputra., W. 2009).
Sistem Pencernaan Makanan
Paruh; bagian mulut diperiksa adakah lesi seperti lidah abses atau plak fungi. Oesofagus dan Tembolok; esophagus berada di sebelah kanan dari leher, bentuknya berlipat- lipat pada banyak spesies untuk membawa makanan. Beri pakan untuk melihat nafsu dan cara penelanan dari esophagus ke tembolok. Palpasi tembolok adakah kebengkakan, impaction, benda asing atau masalah lain. Tembolok tidak dimiliki oleh burung hantu dan penguin. Abdomen lambung dibagi menjadi proventrikulus (berupa glandula) dan ventrikulus atau gizzard (berupa otot). Palpasi abdomen untuk mengetahui massa di dalamnnya (Meredith and Redrobe, 2002).

Sistem Pernapasan
Pemeriksaan system respirasi bagian atas, meliputi lubang hidung, larynk dan trakhea yang berbentuk cincin-cincin. Trachea terbagi di syrink. Vokalisasi diproduksi utama di syrink. Dengan radiografi dapat mengetahui adanya perubahan diameter trachea atau obstruksi jaringan halus pada syrink.Burung tidak memiliki diafragma. Udara yang masuk keluar paru- paru lalu masuk ke airsac. Ada 8 airsac, yaitu 1 cervical. 1 clavicular, 2 cranial thorac. 2 caudal thorac dan 2 abdominal.
Auskultasi paru- paru pada bagian dorsal tubuh, adanya suara abnormal seperti gesekan pleura, suara memudar atau suara yang tumpul. Lokasi lesi susah ditentukan, butuh bantuan radiografi (Meredith and Redrobe, 2002).

Sistem Sirkulasi
Auskultasi bagian ventral bagian dada untuk mendengarkan detak jantung.

Sistem Syaraf
Sistem saraf burung berupa otak dan sum-sum tulang belakang pada burung. Otak besar dan otak kecil berkembang dengan baik. Permukaan otak kecil berkembang dengan baik. Permukaan otak kecil berlipat-lipat sehingga permukaannya semakin luas. Hal tersebut menyebabkan burung memiliki keseimbangan yang cukup baik.
Burung mempunyai pusat penglihatan yang sangat besar. Pusat penglihatan ini merupakan pelebaran dari otak bagian tengah yang membentuk dua gelembung. Pusat pembau berukuran kecil sehingga indera pembau tidak berkembang dengan sempurna.
Burung memiliki indra penglihatan yang sangat baik. Susunan matanya sama seperti mata manusia. Retina mata burung mempunyai dua macam sel penerima cahaya yaitu sel batang dan sel kerucut.
Sel Batang
Sel batang peka terhadap rangsang cahaya lemah.Pada burung malam,misalnya burung hantu,retina mata mengandung banyak sel batang.Banyaknya sel batang mengakibatkan burung hantu dapat melihat dengan baikditempat gelap (malam hari).Sebaliknya,pada siang hari burung hantu tidak dapat melihat dengan baik.
Sel Kerucut
Sel kerucut bersifat peka terhadap cahaya yang kuat.Burung yang aktivitasnya pada siang hari,misalnya perkutut dan merpati,matanya memiliki banyak sel kerucut.
Lensa mata pada burung mempunyai kemampuan mencembung dan memipih (berakomodasi) dengan baik.
Indra pembau pada burung tidak berkembang. Indra pembau (hidung) burung jarang digunakan, bahkan hampir tidak pernah digunakan.
Indra pendengaran pada burung berkembang dengan baik. Terbukti burung dapat membedakan bermacam-macam kicauan (Saputra., W. 2009).

Sistem Reproduksi
Organ reproduksi pada burung jantan meliputi:
  • Vasdeverens : Tempat menyalurkan sperma
  • Ureter : Saluran kelamin menuju kloaka
  • Kloaka : Saluran kelamin
  • Testis : Alat untuk memproduksi sperma dan hormon kelamin.
Organ reproduksi pada burung betina meliputi:
  • Ovarium : Tempat menghasilkan ovum
  • Oviduk : Tempat berlangsungnya fertilisasi
  • Kloaka : Tempat masuknya sperma jantan dan mengeluarkan telur.
Fungsi bagian-bagian telur aves:
  • Titik embrio : bagian yang akan berkembang menjandi embrio
  • Kuning telur : cadangan makanan embrio
  • Kalaza : menjaga goncangan embrio
  • Putih telur : menjaga embrio dari goncangan
  • Rongga udara : cadangan oksigen bagi embrio (Saputra., W. 2009).
Jantan; memiliki testes yang aktif, pada beberapa burung testis kanan lebih kecil dari yang kiri. Tidak memiliki kelenjar aksesori. Pada ostrich dan bebek memiliki penis erektil. Betina; biasanya hanya sisi kiri yang berkembang. Pemeriksaan cloaca sebagai tempat pengeluaran feses, urin dan merupakan saluran genita. Pemeriksaan vertebrae, pada angsa memiliki 25 buah, pada kebanyakan sekitar 14- 15 buah. Semua burung dapat memutar kepalanya 180 derajat. Vertebrae caudal adalah yang paling lentur. Dan rongga thorax apakah tidak terdapat permasalahan, demikian pula pada perlekatan sternum.
Sayap: tulang- tulang sayap terdiri dari os humerus, os radius dan os ulna, serta tulang- tulang complex yaitu manus. Manus mengalami reduksi dan hanya ada 2 os carpal dan metacarpal. Juga memiliki 3 digiti. Pemeriksaan lanjutan pada perlekatan sayap otot utama pada sternum juga otot pada bahu (Meredith and Redrobe, 2002).

Sistem Ekskresi
Alat ekskresi pada burung terdiri dari ginjal (metanefros), paru-paru, dan kulit. Burung memiliki sepasang ginjal yang berwarna cokelat. Saluran ekskresi terdiri dari ginjal yang menyatu dengan saluran kelamin pada bagian akhir usus (kloaka).
Burung mengekskresikan zat berupa asam urat dan garam. Kelebihan larutan gram akan mengalir ke rongga hidung dan keluar melalui nares (lubang hidung). Burung hampir tidak memiliki kelenjar kulit, tetapi memiliki kelenjar minyak yang terdapat pada tunggingnya. Kelenjar minyak berguna untuk meminyaki bulu-bulunya (Saputra., W. 2009).


Patologi Anatomi Sistem Pernafasan
Mucus (lendir)
Burung yang mengalami infeksi pernapasan akan terlihat lendir berwarna putih kental. Sebetulnya lendir ini tidak diproduksi di tenggorokan tapi di organ struktur pernapasan seperti di "trachea".
Pada burung yang sehat, membran mucus akan berwarna pink muda. Apabila berwarna berwarna putih/pucat menunjukkan burung mengalami enemia (kekurangan sel darah merah) atau tekanan darah terlalu rendah. Membran juga akan berdenyut teratur sejalan dengan denyut jantung.
Burung yg membrannya berwarna kebiru-biruan menunjukkan ada infeksi saluran pernapasan. Tapi kadang-kadang ada juga pigmen membran dilangit-langit memang berwarna agak kebiruan. Jadi kita harus tau juga warna pigmen pada langit2 (membran).
Bentuk Windpipe (pipa udara)
Pipa udara pada burung sehat akan berbentuk agak lonjong dengan sudut agak runcing dibagian atas serta ada gerigi halus disekitarnya . Apabila burung mengalami kesulitan bernafas maka otot pada pipa udara akan berkontraksi sehingga lubang pipa udara berbentuk bulat. Semakin bentuknya bulat, mengindikasikan burung mengalami gangguan pernapasan.
Sinus
Pada tengkorak burung ada lubang2 halus yg disebut sinus yg berhubungan dengan sistem pernapasan. Apabila burung mengalami infeksi saluran pernapasan, maka lubang sinus akan tertutup dan akibatnya akan terjadi penggumpalan cairan pada kelopak mata. Karena gravitasi maka cairan akan turun kebawah dan membasahi kelopak mata bagian bawah.
Ceres (Bagian Hidung yg Berwarna putih)
Burung yang sehat akan memproduksi serbuk berwarna putih yg menutupi hidung dan pelupuk mata (eyelids). Apabila burung mengalami infeksi saluran pernapasan maka produksi serbuk putih akan terhenti sehingga warna hidung menjadi kusam (tidak putih bersih) dan kotor.
Mata.
Burung yang sehat akan memperlihatan mata yg bersinar dan reaktif terhadap rangsangan cahaya, Apabila mata burung mulai kelihatan layu dan warna iris yg pucat mengindikasikan ada gangguan kesehatan (Anonim., 2009).



DAFTAR PUSTAKA

Anonim., 2009. Early Warning. http://merpati.forumotion.net/pengobatan-f17/early-warning-t324.htm. 23/6/2009 8:07:24 PM

Meredith., A.; Redrobe., S. 2002. BSAVA Manual of Exotic Pets Fourth Edition. Spain: Garfos

Saputra., W. 2009. Klasifikasi Burung Perkutut. http://sainsilmualam.blogspot.com/2009/02/klasifikasi-burung-perkutut_02.html. 23/6/2009 8:07:24 PM. 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar