Jumat, 28 Januari 2011

PROSES KEBUNTINGAN PADA HEWAN

LEARNING OBJECTIVE
  1. PERISTIWA KEMBAR PADA HEWAN
  2. PROSES KEBUNTINGAN, PARTUS & POST PARTUS

Peristiwa Kembar Pada Hewan
Kebanyakan kembar adalah tipe dyzigot. Kembar ini berasal dari ovulasi dua oocyt selama siklus estrus yang sama. Oocyt ini dibuahi dan akhirnya terimplantasikan di uterus dan kemudian dirawat sampai kelahiran. Kembar bisa sama jenis kelaminnya atau beda. Beberapa kembar adalah monozygot hasil dari fertilisasi satu oocyt, kembar monozygot selalu sama jenis kelaminnya dan secara genetik dan fenotip identik, kecuali bahwa salah satu sering lebih besar dari yang lainnya. Teori-teori yang telah maju meliputi pemisahan cleavage pertama dengan masing-masing sel berkembang bebas dan pembentukan dua massa sel dalam blastocyst yang sama (Anonim., 2004).

Penyebab kebuntingan kembar yaitu 1) Pengaruh lingkungan seprti musim, biasanya dikaitkan dengan perbaikan makanan. Usia induk, 5-6 tahun kemungkinan kejadian kembar sangat tinggi, 8-12 tahun kejadian kembar rendah. Perkawinan dini post partus. Pejantan, dan pemberian FSH. 2) Herediter seperti bangsa, perbedaan induk-pejantan dan turunannya serta kista ovaria jika sembuh kejadian kembar tinggi (Prihatno., 2006).


Proses Kebuntingan, Partus & Post Partus
Periode yang dimulai dari fertilisasi dan berakhir dengan kelahiran atau periode selama seekor hewan mengandung keturunannya. Lama bunting dihitung sebagai interval waktu kawin alami atau inseminasi buatan sampai kelahiran.

Lama bunting pada pada sapi 278-283 hari, domba 147-148 hari, babi 113-114, dan kuda 336-340 hari. Periode kebuntingan dibagi menjadi tiga periode diantaranya:
  1. Periode ovum merupakan periode dimana zigot melepaskan zona pellucidanya dan menjadi blastocyst dan berlangsung sampai dengan pertautanya yang pertama dengan endometrium, dimana kehidupannya bergantung pada cairan oviduk atau uterin milk.
  2. Periode embrio merupakan waktu dari perkembangan blastocyst sampai pada differensiasi dari system organ embrio dan pembentukan placenta yang lebih sempurna.
  3. Periode pertumbuhan fetus merupakan pertumbuhan placenta dan fetus berlangsung sampai kelahiran.
Kelahiran (partus) adalah proses lahir yang dimulai dengan pelunakan dan dilatasi cervix bersamaan dengan kontraksi uterus dan berakhir ketika fetus dan placentanya dikeluarkan. Kelahiran dapat dibagi menjadi tiga stadium. Stadium pertama kelahiran berakhir dengan tuntasnya dilatasi cervix dan masuknya fetus ke dalam cervix. Stadium kedua berakhir dengan keluarnya fetus. Dua saidum pertama memakan waktu lebih lama pada betina bunting pertama dari semua spesies daripada betina multipara (kebuntingan kedua atau ketiga). Pengeluaran ketiga terjadi selama stadium ketiga. Ini dapat terjadi dalam waktu 30 menit sesudah pengeluaran fetus, tetapilebih memungkinkan untuk terjadi 3-5 jam kemudian.

Tanda-tanda mendekati kelahiran dapat dilihat selama bulan terakhir kebuntingan seperti rotasi posisi kebuntingan, pertumbuhan kelenjar mammae, perluasan pelvis, vulva akn jadi lunak dan membengkak, ada mucus serta mencari tempat sembunyi (sapi) dan membuat sarang pada babi.

Peristiwa fisiologis dalam kelahiran berupa dilatasi cervix dan kontraksi uterus. Dilatasi cervix disebabkan oleh relaxin ketika bekerja sama dengan kadar estrogen yang meningkat. Kontraksi uterus awal mungkin disebabkan oleh PGF2α ketika terlepas dari endometrium dengan meningkatnya kadar estrogen (Anonim., 2004).

Sesudah kebuntingan dan kelahiran selanjutnya kembali pada estrus yang normal dan kembalinya lingkungan uters ke suatu keadaan yang akan menunjangkebuntingan lainnya. Menyusui akan menunda kembalinya estrus. Sapi yang menyusui mungkin akan dua kali lebih lama dari sapi-sapi yang tidak menyusui sebelum kebalinya estrus. Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi anestrus post-partus meliputi penyakit-penyakit infeksi, gangguan metabolik, infeksi uterus, dan masalah kesehatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar